Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2016

Ku Tunggu kata akhir

Jangan tanyakan aku soal cinta Cinta ku tidak untuk dipertanyakan Jangan menunggu jawaban cinta  dari ku Karena cintaku bukan persoalan bagimu Cintaku tak mungkin aku cinta-cintakan Yang hanya sekumpulan nafsu para pemuja wanita Kalaupun aku pernah melakukannya saat itu setan menguasi diriku Aku memang tidak bisa memberi kepercayaan Aku belum bisa menjadi seorang laki-laki yang berarti Tak mudah bagimu untuk menerimaku Perlu kesabaran dan keteguhan. Maafkan aku atas segala tingkah bejatku Yang membuatmu terperosok kedalam lubang kamaksiatan Tak mampu aku untuk banyak berkata Terima kasih atas kesediaan mengisi waktu dan sedikit hati  Dalam hidup ku. Markas, 28-09-2016

Bukan aku

Berkelana dalam dosa Membuat hati ini keras membeku Berjibaku antara  hati dan pikiran Memperebutkan tahta kekuasaan hidup Kenapa KAU tak beri musibah dunia ini Sehingga orang merasa ada atas keberadaanmu Mengapa sulit meyakini bahwa yang megatur ini KAU Sehinga tak ada tetesan darah dalam diri manusia Sekeras inikah hati  hambamu? Ataukah memang  berkah dan hidayahMU sudah lenyap di beli Tolong lah hamba yang tak tahu apa apa ini Aku manusia yang hanya berharap ridho cinta dan kasih sayang MU. Depok, 28-09-2016

Iman

Kulihat langit kota Hitam pekat awan di pangkunya Suara peluit mengalahkan seruan tuhan Melupakan keindahan yang tak tampak Aku lupa caranya bahagia Aku pun lupa cara mengalirkan air mata Hanya gundah dan derita yang ku rasa Inikah rasa ketika iman tak ada ? Ruang Rindu, 24-09-2016

Rumput

Ingatkah rumput dapat berdoa? Mengucapkan salam kepada setiap manusia Memintakan maaf atas keserakahannya Mengorbankan nyawa  asal semua bahagia Namun tak kulihat ditanah ini ada Buaian dan tiupan kasih sayang mereka Kemana dan dimana dirinya 5 KM aku lalui Hanya besi perak tembaga yang jadi tontonan Berkedip menyilaukan sinarnya Sambil  berucap” rumputmu  telah mati” Kolong Jembatan, 19-9-2016

Masa Yang Lalu

Tak ku dengar sudah detik jam Berlalu meninggalkan kenangan Kelaparan jadi gambaran Para pencari kehidupan Globalisasi jadi alat transaksi Korupsi yang tak pernah mati Mungkinkah sudah lupa diri? Atau tak punya hati Para santri dan sarjana kebingungan Tak punya materi berinovasi Takut tak bisa menghidupi diri dan kekasihnya Pasrah hidup seadanya berharap takdir baik menimpanya Depok, 18 09 2016

Deritaisme

Terjual fitrahnya Harkat martabat dan daulat lenyap Bersama para dewa pemegang kuasa Gerogoti hati bumi pertiwi Atas nama demokrasi Lucuti tanah perak dan besi Bayi berdarah merangkak berorasi Menuntut hak asasi  dan ekonomi Kapitalisme merasuk jiwa Menggoda jiwa dan pikiran Mengingat kefakiran Hidup fana penuh kemaksiatan Depok, 17 september 2016

Hari Raya Qurban

Allahu akbar Allahu akbar….!!! Sejak pagi ku dengar lantunan ayat-ayat suci, terpikir akan hari datangnya pembalasan suatu saat nanti Berkumandang diseluruh dunia tak kenal waktu. Saut  menyaut bersatu membersihkan sedikit jiwa dan raga yang kotor. Tak kenal lelah, letih dan sayah . Selepas senja menunduk ke sang pangkuan illahi serentak meluap rasa senang dan sedih membumbui hati. Hilir mudik orang-orang menyiapkan hidangan. Memilih calon-calon qurban guna mendekatkan kepada sang pencipta. Hari qur`ban kali ini kedua kalinya aku laksanakan bukan di tanah lahirku sendiri. Agak sedikit kangen dengan suasana rumah. Hari raya qurban yang tidak ada perbedaan dengan solat jum`at. Tidak ada ambengan atau makan-makan. Memang kota tidak punya budaya atau mungkin karena terhimpit ekonomi. Tapi tidak apa setidaknya dapat mendengar gema takbir membahana. Suara-suara serak dan basah akhirnya aku dengar yang mana setiap harinya jarang aku temukan. Tidak ada qurban kali ini. Hanya berharap ada