Skip to main content

Hari Raya Qurban

Allahu akbar Allahu akbar….!!!
Sejak pagi ku dengar lantunan ayat-ayat suci, terpikir akan hari datangnya pembalasan suatu saat nanti Berkumandang diseluruh dunia tak kenal waktu. Saut  menyaut bersatu membersihkan sedikit jiwa dan raga yang kotor. Tak kenal lelah, letih dan sayah. Selepas senja menunduk ke sang pangkuan illahi serentak meluap rasa senang dan sedih membumbui hati. Hilir mudik orang-orang menyiapkan hidangan. Memilih calon-calon qurban guna mendekatkan kepada sang pencipta. Hari qur`ban kali ini kedua kalinya aku laksanakan bukan di tanah lahirku sendiri. Agak sedikit kangen dengan suasana rumah. Hari raya qurban yang tidak ada perbedaan dengan solat jum`at. Tidak ada ambengan atau makan-makan. Memang kota tidak punya budaya atau mungkin karena terhimpit ekonomi. Tapi tidak apa setidaknya dapat mendengar gema takbir membahana. Suara-suara serak dan basah akhirnya aku dengar yang mana setiap harinya jarang aku temukan. Tidak ada qurban kali ini. Hanya berharap ada bagian sisa sisa qurban demi memenuhi hak perut..
Allahu akbar Allahu akbar
Hari ini mungkin hari yang istimewa bagi para masjid-masjid. Mereka serentak menjadi bersih dan banyak di datangi orang. Sampai-sampai mereka meminta maaf karena tidak bisa menerima para jamaah. Begitu sombongnya tidak mau menerima orang-orang untuk sekedar mengucap takbir. Atau mungkin masjid juga sedikit marah karena hanya di ingat dua tahun sekali. Setiap hari orang-orang membiarkan dirinya sepi tiada yang menemani. Kotor tak terawat itulah keadaan kesehariannya. Memang semakin menjadi jadi manusia sekarang ini. Mereka lupa kepada rumah mereka kembali. Tidak sadar itulah jalan yang akan membuat mereka menuju keridhoan allah. Mungkin ini dikarenakan para manusia sudah sangat cerdas dan intelek, mereka lebih sibuk mencari jalan-jalan alternative untuk ke tempat tujuan. Tapi juga tidak apa apa, selagi masih selalu menyadari hakikat hidup dan tidak lupa?
Allahu akbar Allahu akbar…!!!
Mungkin hari ini juga hari orang-orangnya berpakain putih yang lebih dulu dipanggil untuk  meminta keridhoan hidupnya. Meninggalkan segala rutinitas keduniawiannya. Untuk sekedar mengingat dan melihat keajaiban dalam hidupnya. Betapa bahagianya meraka dapat menginjakkan ke tanah  suci, tanah yang besok tidak akan pernah di injak oleh  dajjal. Tempat para makam wali dan nabi agung kita dikuburkan.Puluhan tahun mereka menanti untuk bisa pergi dan inilah waktu yang tepat bagi mereka.Walaupun ada jamaah yang tersesat ke Filipina. Pikirnya mereka mungkin tanah suci tidak hanya di mekah atau madinah. Itulah uniknya negeri ini. Semua orang berinovasi untuk menjadi yang terbaik.


Depok,12-09-2016

Comments

Popular posts from this blog

Prural

             Dalam ramainya suara manasia yang bertukar kata. Tidak pernah terpikir dalam benak mereka akan datang suatu hari istimewa dalam diri mereka. Lampu dengan sinarnya menembus retina mata yang menjadikan mata ini berhias frame mata. Tidak dapat lepas hilir mudik para pemimpi kebijakan untuk menulis dan menceritakan ide masa depan. Para kaum intelektual berkumpul beradu ketepatan untuk dehumanisasi kasat mata.              Inilah kehidupan diatas kematian orang lain, Inilah kebahagiaan di atas kesedihan orang lain, Inilah kecerdasan diatas kebodohan orang lain. Memang hidup sekarang ini kejam, siapa diam itukah yang di injak. Diam bukan lagi emas, diam bukan mutiara yang yang diagungkan. Namun banyak berucap dan cerewetlah dialah yang bertahan dalam seleksi demokasi yang tabu dan dibuat buat.             Proses menuju ke hakikian hidup semakin terkunci dengan pintu kantor yang terbuka padi dan sore. Hiasan surgawi di hiasi dengan warna warna hijau dan sekutunya. Sajadah m

Menghadang rindu

Ada sekelebat rindu yang menumpuk Dari pelapuk mata yang berlari Menahan rasa  Darimu pencipta asa Walaupun sekejap  Tak mampu ku tahan kadang Hingga meradang Bagaimana aku menghadang Rasa memang tak mudah Sampai saat ini aku percaya sungguh Pada lagu ciptaan meggy z Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati Tapi semua begitu penuh misteri tak ada yang mengerti Jalan cerita seseorang Maka kuatkan aku dalam menerima segalanya

Untuk Mu yang Pernah Mencintaiku.

Detik jarum memukul mundur masa lalu yang pernah terjadi. Memukul semakin keras hingga aku perlahan lupa dari segala peristiwa yang telah ada. Daun yang dulu pernah menjadi saksi, hingga bunga yang ku petik kala itu, nampaknya sudah kering keronta atau bahkan mati. Suara angin, manisnya senja hingga bulan di waktu malam rasanya sudah terhapus dari catatan-catatan puisi yang telah aku buat. Cepat begitu rasanya peristiwa itu terjadi. Aku dan kamu yang selalu berucap “ Selamat Pagi”, kini sudah tak ada dering dari nada ponsel. Banyak macam barang, catatan-catatan entah di meja, di kursi atau di tembok sudah tak tampak sedikitpun. Memang begitu keras waktu menjawab segalanya. Ruang yang pernah kita buat pun hampa tak berbau. Hanya lalat-lalat kecil yang beterbangan mencari bangkai bangkai binatang. Apalagi orang tua mu dan orang tua ku. Semua berharap sama. Aku dan Kamu akan duduk berdampingan hingga aku mengucapkan Qobiltu. Orang tua mu dan orang tua ku berharap sama. Aku dan Kamu be