Skip to main content

Gigi 2


Menjadi dewasa adalah sebuah pilihan. Aku bertanya pada anak anak ku di MANASA, Apa definisi dewasa menurut kalian? Jawaban yang keluar bermacam macam, ada yang mengatakan bahwa dewasa adalah mereka yang mampu memberikan rasa aman, dewasa adalah mereka yang tidak mudah marah, dewasa adalah mereka yang kuat, dewasa adalah mereka yang mampu memberikan kenyamanan, dewasa adalah mereka yang mampu bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Sungguh menyenangkan mendengarkan pendapat mereka tentang arti dewasa menurut anak anak ini. Kemudian saya bertanya lagi, kalau adik adik punya pacar tentunya ingin memiliki pacar yang dewasa, nah dewasa menurut adik adik untuk pacar kalian nanti atau saat ini itu seperti apa? Beberapa anak menjawab “ dewasa adalah pacar yang bisa mengerti”, ada juga yang mengatakan “ dewasa adalah pacar yang mampu melindungi dan bertanggung jawab”. Satu kelas pun tertawa terbahak bahak mendengar jawaban dari anak anak yang berbicara seperti itu. Mereka tidak malu malu karena mungkin perkataan mereka bermaksud untuk menyindir pasangan masing masing di kelas tersebut.

Aku pun sampai tertawa sampai tidak berhenti bahkan sampai berlinang air mata karena mereka mampu menjawab seperti yang telah aku tuliskan di atas. Dewasa saat ini memang menjadi hal yang patut diperhatikan. Tidak hanya pada kisah pacaran saja dewasa menjadi tuntutan namun dalam segala bidang dewasa menjadi keharusan bagi siapapun. Hal ini karena seseorang yang telah dewasa telah dianggap mampu untuk mengarungi berbagai permasalahan dalam hidup. Dapat dikatakan bahwa dewasa menjadi kunci utama untuk memahami kehidupan. Jadi dewasa adalah proses yang mahal harganya. Untuk menjadi dewasa membutuhkan proses yang panjang kalau pun tidak menyadari perilaku dengan sadar akan proses, pengalaman yang banyak akan mampu membantu seseorang untuk lebih cepat menjadi dewasa. Intinya, mengerti dan memahami posisi menjadi definisi dewasa menurut aku. Sebenarnya benar semua apa yang dikatakan anak anak di MANASA terkait definisi dewasa. Memang susah untuk menjadi dewasa. Perkembangan umur yang semakin bertambah pun tidak menjamin bahwa orang dapat dikatan dewasa.

Dewasa itu pilihan yang harus disadari?

Iya dewasa itu pilihan, orang bisa menjadi berpikir dewasa semua dan mungkin akan melewati fase itu semua. Namun pertanyaannya adalah mau dewasa lebih cepat atau lambat itu menjadi rumusan masalah yang harus di jawab. Sebagai seorang laki laki, aku sendiri merasa bahwa aku masih setengah matang, belum sepenuhnya dikatakan dewasa. Hal ini karena sadar bahwa masih banyak ketergantugantungan pada otoritas orang lain. Keteguhan hati dalam menerima atau melakukan sesuatu yang terjadi pada hidup masih banyak kesalahan. Terutama menyadari apa yang dilakukan hingga dampaknya pada keberlangsungan kehidupan sosial ku.

Lain halnya berkaitan dengan asmara tanggung jawab ku terhadap orang yang aku cintai tidaklah sepenuhnya penuh kejujuran. Hati ini belum bisa berkata jujur terhadap apa yang aku rasakan. Aku masih banyak ngeles dan menjaga image baik dihadapan mereka para pengagum ku. Mereka yang aku cintai mungkin menjadi jawaban tuhan untuk aku berproses menjadi dewasa. Mungkin tanpa bertemu dengan mereka aku tidak akan berpikir seperti ini. 

Tulisan ini sebenarnya untuk mengisi kegabutan aku ketika aku sedang nugas di koti depok. Nugas skripsi yang masih ngambang, galau dan bingung apa yang akan aku tulis. Semoga tulisan ini tidak membosankan, terutama buat aku sendiri. Tidak mungkin orang lain kecuali mereka yang mencintai dengan diam- diam yang selalu mencari nama ku di google search dan mencoba melihat update blog ku.

Jangan ambil manfaat dari blog ini. Penuh kesesatan. Syahadatlah.
Depok, 14/07/2019


Comments

Popular posts from this blog

Prural

             Dalam ramainya suara manasia yang bertukar kata. Tidak pernah terpikir dalam benak mereka akan datang suatu hari istimewa dalam diri mereka. Lampu dengan sinarnya menembus retina mata yang menjadikan mata ini berhias frame mata. Tidak dapat lepas hilir mudik para pemimpi kebijakan untuk menulis dan menceritakan ide masa depan. Para kaum intelektual berkumpul beradu ketepatan untuk dehumanisasi kasat mata.              Inilah kehidupan diatas kematian orang lain, Inilah kebahagiaan di atas kesedihan orang lain, Inilah kecerdasan diatas kebodohan orang lain. Memang hidup sekarang ini kejam, siapa diam itukah yang di injak. Diam bukan lagi emas, diam bukan mutiara yang yang diagungkan. Namun banyak berucap dan cerewetlah dialah yang bertahan dalam seleksi demokasi yang tabu dan dibuat buat.             Proses menuju ke hakikian hidup semakin terkunci dengan pintu kantor yang terbuka padi dan sore. Hiasan surgawi di hiasi dengan warna warna hijau dan sekutunya. Sajadah m

Menghadang rindu

Ada sekelebat rindu yang menumpuk Dari pelapuk mata yang berlari Menahan rasa  Darimu pencipta asa Walaupun sekejap  Tak mampu ku tahan kadang Hingga meradang Bagaimana aku menghadang Rasa memang tak mudah Sampai saat ini aku percaya sungguh Pada lagu ciptaan meggy z Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati Tapi semua begitu penuh misteri tak ada yang mengerti Jalan cerita seseorang Maka kuatkan aku dalam menerima segalanya

Untuk Mu yang Pernah Mencintaiku.

Detik jarum memukul mundur masa lalu yang pernah terjadi. Memukul semakin keras hingga aku perlahan lupa dari segala peristiwa yang telah ada. Daun yang dulu pernah menjadi saksi, hingga bunga yang ku petik kala itu, nampaknya sudah kering keronta atau bahkan mati. Suara angin, manisnya senja hingga bulan di waktu malam rasanya sudah terhapus dari catatan-catatan puisi yang telah aku buat. Cepat begitu rasanya peristiwa itu terjadi. Aku dan kamu yang selalu berucap “ Selamat Pagi”, kini sudah tak ada dering dari nada ponsel. Banyak macam barang, catatan-catatan entah di meja, di kursi atau di tembok sudah tak tampak sedikitpun. Memang begitu keras waktu menjawab segalanya. Ruang yang pernah kita buat pun hampa tak berbau. Hanya lalat-lalat kecil yang beterbangan mencari bangkai bangkai binatang. Apalagi orang tua mu dan orang tua ku. Semua berharap sama. Aku dan Kamu akan duduk berdampingan hingga aku mengucapkan Qobiltu. Orang tua mu dan orang tua ku berharap sama. Aku dan Kamu be