Skip to main content

Kenalan

Kenal sok kenal

Dalam sebuah ceramah Gus mus mengatakan bahwa ” simbah  Maimun Zubair pernah bertanya amaliyah apa yang selalu dilakukan oleh gusdur? kenapa bisa seperti ini, gus mus menjawab orang-orang  selalu mengintai gusdur namun gusdur juga mengintai orang orang yang mengintainya, jadi gus dur tau apa yang orang-orang butuhkan. Gus dur itu tidak  punya musuh karena semua teman, gus dur juga berani mengatakan kebenaran walaupun menurut orang lain itu sebuah kesalahan.Hal seperti itulah yang sekarang jarang ditemukan, banyak orang menutup kebenaran. Banyak budaya budaya kita yang sudah mendarah daging ke dalam jiwa masyarakat mengenai bagaimana cara untuk mengungkapkan kebenaran.
Dalam masyarakat jawa di sebut “iwuh pakiwuh” hal tersebut dalam masyarakat jawa sangat kental dan dianggap baik namun di sisi lain hal tersebut juga membawa dampak negative bagi kemajuan manusia. Gus dur akan  maju terus dia tidak peduli di pandang jelek oleh orang lain karena yang terpenting di pandang bagus oleh allah swt. Karena pada hakikatnya kebenaran hanyalah milik allah dan kebenaran yang kita yakini sekarang ini mungkin masih salah di pandangan alloh. Hal tersebut lah yang menjadi dasar bagi manusia untuk lebih mengenal tuhannya, jangan mengharapkan ridho atau pahala dari allah jika kita tidak mengenal tuhan kita.

Bisa di ibaratakan kamu mau memberikan hadiah kepada istri tercinta sebuah kerudung, kamu membelikan kerudung yang paling mahal yang paling bagus. Namun, setelah di berikan istrimu menerima bahkan menolak karena walaupun mahal dan bagus tapi itu tidak sesui kriteria apa yang istrimu inginkan. Jangnlankah kau sibuk mengenali pacarmu hingga kau tak kenal tuhanmu, janganlah kau kenali negeri orang hingga kau tak kenal negeri sendiri, janganlah kau tahu sejarah eropa dan dunia namun sejarah negeri sendiri tidak tahu. Janganlah kau sibuk membaca sejarah namun kau sendiri tak pernah menciptakan sejarah. Maka, KENALILAH….!!!

Comments

Popular posts from this blog

Prural

             Dalam ramainya suara manasia yang bertukar kata. Tidak pernah terpikir dalam benak mereka akan datang suatu hari istimewa dalam diri mereka. Lampu dengan sinarnya menembus retina mata yang menjadikan mata ini berhias frame mata. Tidak dapat lepas hilir mudik para pemimpi kebijakan untuk menulis dan menceritakan ide masa depan. Para kaum intelektual berkumpul beradu ketepatan untuk dehumanisasi kasat mata.              Inilah kehidupan diatas kematian orang lain, Inilah kebahagiaan di atas kesedihan orang lain, Inilah kecerdasan diatas kebodohan orang lain. Memang hidup sekarang ini kejam, siapa diam itukah yang di injak. Diam bukan lagi emas, diam bukan mutiara yang yang diagungkan. Namun banyak berucap dan cerewetlah dialah yang bertahan dalam seleksi demokasi yang tabu dan dibuat buat.             Proses menuju ke hakikian hidup semakin terkunci dengan pintu kantor yang terbuka padi dan sore. Hiasan surgawi di hiasi dengan warna warna hijau dan sekutunya. Sajadah m

Menghadang rindu

Ada sekelebat rindu yang menumpuk Dari pelapuk mata yang berlari Menahan rasa  Darimu pencipta asa Walaupun sekejap  Tak mampu ku tahan kadang Hingga meradang Bagaimana aku menghadang Rasa memang tak mudah Sampai saat ini aku percaya sungguh Pada lagu ciptaan meggy z Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati Tapi semua begitu penuh misteri tak ada yang mengerti Jalan cerita seseorang Maka kuatkan aku dalam menerima segalanya

Untuk Mu yang Pernah Mencintaiku.

Detik jarum memukul mundur masa lalu yang pernah terjadi. Memukul semakin keras hingga aku perlahan lupa dari segala peristiwa yang telah ada. Daun yang dulu pernah menjadi saksi, hingga bunga yang ku petik kala itu, nampaknya sudah kering keronta atau bahkan mati. Suara angin, manisnya senja hingga bulan di waktu malam rasanya sudah terhapus dari catatan-catatan puisi yang telah aku buat. Cepat begitu rasanya peristiwa itu terjadi. Aku dan kamu yang selalu berucap “ Selamat Pagi”, kini sudah tak ada dering dari nada ponsel. Banyak macam barang, catatan-catatan entah di meja, di kursi atau di tembok sudah tak tampak sedikitpun. Memang begitu keras waktu menjawab segalanya. Ruang yang pernah kita buat pun hampa tak berbau. Hanya lalat-lalat kecil yang beterbangan mencari bangkai bangkai binatang. Apalagi orang tua mu dan orang tua ku. Semua berharap sama. Aku dan Kamu akan duduk berdampingan hingga aku mengucapkan Qobiltu. Orang tua mu dan orang tua ku berharap sama. Aku dan Kamu be