Skip to main content

Perjalanan Meraih Mimpi part II

Salam Pemimpi!
“bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.”
(Andrea Hirata)
Dalam perjalanan aku ke sana aku dan deni serasa orang hilang, apalagi ketika sudah sampai ke pasar minggu ,tibanya aku di pasar minggu sekitar pukul 04.00 Aku ataupun deni merasa kebingungan karena ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di ranah ibukota. Ranah yang katanya tempat orang beradu tenaga, kaum ploletar dan Bojouis berda. Akhirnya kami tanya ke orang yang ada ditempat itu untuk sampai ke depok. Setelah kami sudah sampai di Depok kami berdua di jemput oleh Topunk ( sahabat mimpi yang lebih dulu menginjakkan di tempat ini).  Dalam perjalanna  menuju ke Kost an aku merasa tidak menyangka bisa menghirup udara dan menginjakkan kaki  di tempat yang aku impi impikan. Gejolak dalam hati pun membara akan cepat cepatnya aku bisa menyandang status dan menempati tempat ini. Aku yakin akan hal itu akan terjadi aku ingat sang proklamator kita
” Gantungkan Cita cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh , engkau akan jatuh diantara bintang-bintang”
(soekarno).
Dalam perjalanan aku diceritakan topunk bagaimana tempat ini dan nama nama tempat ini. Hal tersebut semakin membuat saya semakin dekat dengan impian yang akan terealisasikan.
“Masa Depan adalah milik mereka yang percaya pada indahnya mimpi-mimpi mereka”
(Eleanor Roosevelt)
Setidaknya itulah aku, orang  kampung yang NDESO, KAKU, GAPTEK, DEKIL DLL. Aku bersyukur bisa bertemu dengan mimpi mimpi yang selalu  beterbangan di atas kepalaku. Perjalanan di lanjut, sete;ah sampai kost an kami pun disambut oleh Ma`arif ( Sahabat mimpi), Munjin ( Sahabat mimpi), dan Mas Choliq (Motivator sahabat mimpi). Kami pun di sambut dengan senyuman kebahagiaan oleh mereka, aku tahu perasaan mereka  bagaimana bangganya sebagai kakak melihat adiknya yang bisa memperjuangkan perjuangannya. Kata motivator kami “ Kesuksesan aku adalah apabila aku bisa menyukseskan orang lain” Hal  itulah yang mungkin berada dibenak mereka. Setelah istirahat sejenak kamipun saling ngobrol – ngobrol. Kemudian ditanya oleh topunk, “ Mau langsung ikut Les atau Istirahat dulu?” Kami menjawab,” Langsung aja mas (dengan semangat membara)”. Sekitar pukul 13.00 aku, deni dan topunk berangkat menuju tempat Student Center, Student Center ini semacam pesantren kilat yang di buat oleh para anggota alumni PMII untuk membimbing anak anak masuk PTN. Dengan naik bikun aku merasa kan aura bahwa aku akan jadi mahasiswa, dijalan lalu lalang ribuan mahasiswa yang saling ngobrol-ngobrol membahas materi kuliah, kegiatan kampus dll. Membuat aku tambah yakin akan mimpi mimpi ku menjadi mahasiswa akan teralisasikan. Dalam keadaan bahagia seperti ini aku ingat akan Muhammad ibn ‘abdillah ibn Malik al-Andalusiy, dalam nazdam Al-fiyah-nya:
“bersungguh-sungguhlah dengan segala kesungguhan maka bergembiralah dengan sungguh-sungguh bergembira.”
Aku tidak boleh larut dalam kegembiraan, karena perjuanganku baru saja dimulai. Setelah berjalan sekitar 2 KM menyusuri panasnya kota Depok, akhirnya sampailah aku ke tempat Student Center, Setelah sampai sana aku bertemu dengan orang-orang Jakarta. Aku kaget tentang bahasa mereka, dalam pikiranku berkata” Kog mereka pake Gue dan Loe ya”, aku diam tidak bisa ngomong karena aku belom tahu bahasa mereka. Pada waktu itu saat mengharuskan aku ngomong, aku di tertawakan, karena bahasaku “ Medok” terus aku pake ucapan “ AKU”. Aku sedikit bingung akan hal itu. Aneh, kenapa ini orang orang? .... Les di mulai pukul 13.00 sampai 16.00, tapi kami bertiga selalu selalu pulang malem, kami selalu diajak jalan jalan oleh topunk.
Setelah berjalannya waktu, hari demi hari akhirnya dari SC sendiri melakukan Try out SBMPTN, selama tiga kali tes alhamdulillah aku bisa 3 besar terus di tes tersebut. Hal tersebut menjadi pemompa semangat untuk lebih giat dan tekun untuk belajar.

Comments

Popular posts from this blog

Prural

             Dalam ramainya suara manasia yang bertukar kata. Tidak pernah terpikir dalam benak mereka akan datang suatu hari istimewa dalam diri mereka. Lampu dengan sinarnya menembus retina mata yang menjadikan mata ini berhias frame mata. Tidak dapat lepas hilir mudik para pemimpi kebijakan untuk menulis dan menceritakan ide masa depan. Para kaum intelektual berkumpul beradu ketepatan untuk dehumanisasi kasat mata.              Inilah kehidupan diatas kematian orang lain, Inilah kebahagiaan di atas kesedihan orang lain, Inilah kecerdasan diatas kebodohan orang lain. Memang hidup sekarang ini kejam, siapa diam itukah yang di injak. Diam bukan lagi emas, diam bukan mutiara yang yang diagungkan. Namun banyak berucap dan cerewetlah dialah yang bertahan dalam seleksi demokasi yang tabu dan dibuat buat.             Proses menuju ke hakikian hidup semakin terkunci dengan pintu kantor yang terbuka padi dan sore. Hiasan surgawi di hiasi dengan warna warna hijau dan sekutunya. Sajadah m

Menghadang rindu

Ada sekelebat rindu yang menumpuk Dari pelapuk mata yang berlari Menahan rasa  Darimu pencipta asa Walaupun sekejap  Tak mampu ku tahan kadang Hingga meradang Bagaimana aku menghadang Rasa memang tak mudah Sampai saat ini aku percaya sungguh Pada lagu ciptaan meggy z Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati Tapi semua begitu penuh misteri tak ada yang mengerti Jalan cerita seseorang Maka kuatkan aku dalam menerima segalanya

Untuk Mu yang Pernah Mencintaiku.

Detik jarum memukul mundur masa lalu yang pernah terjadi. Memukul semakin keras hingga aku perlahan lupa dari segala peristiwa yang telah ada. Daun yang dulu pernah menjadi saksi, hingga bunga yang ku petik kala itu, nampaknya sudah kering keronta atau bahkan mati. Suara angin, manisnya senja hingga bulan di waktu malam rasanya sudah terhapus dari catatan-catatan puisi yang telah aku buat. Cepat begitu rasanya peristiwa itu terjadi. Aku dan kamu yang selalu berucap “ Selamat Pagi”, kini sudah tak ada dering dari nada ponsel. Banyak macam barang, catatan-catatan entah di meja, di kursi atau di tembok sudah tak tampak sedikitpun. Memang begitu keras waktu menjawab segalanya. Ruang yang pernah kita buat pun hampa tak berbau. Hanya lalat-lalat kecil yang beterbangan mencari bangkai bangkai binatang. Apalagi orang tua mu dan orang tua ku. Semua berharap sama. Aku dan Kamu akan duduk berdampingan hingga aku mengucapkan Qobiltu. Orang tua mu dan orang tua ku berharap sama. Aku dan Kamu be