Terlupakan
Saat
itu gus mus dalam ceramahnya mengatakan “ Kita ini orang Indonesia yang
beragama islam bukan Islam yang kebetulan ada di Indonesia, kita bukan turis
yang sekedar numpang dan berjalan jalan. Kita lain dengan Dr. Azhari dan
Noerdin M. Top yang bukan warga Indonesia. Mereka tidak peduli dengan apa yang
di Indonesia. Mereka hanya memanfaatkan apa yang kita punya untuk kepentingan
mereka. Apabila negeri ini rusak mereka pun apatis. Namun aneh jika kita atau
orang-orang Indonesia yang merusak negaranya sendiri itulah yang tidak masuk
akal. Gus mus mengatakan bahwa beliau mencintai Indonesia ini sebagai tumpah
darahku , tempat lahirku dan tanah air ku. Banyak orang berucap dengan mencaci
maki terhadap negaranya sendiri, mereka lebih mementingkan negara lain, pengen
jalan jalan keluar negeri namun negara sendiri tidak di kenali bahkan di rusak.
Kalau
lihat sejarah bagaimana bangsa Indonesia di jajah berpuluh puluh tahun apa yang
kita pikirkan. Kita berpikir bahwa bangsa eropa yang menjajah kita adalah
bangsa yang jelek tidak punya peri kemanusiaan. Namun apabila kita menggunakan
prespektif dari bangsa yang menjajah yakni bangsa eropa mereka berpikir bahwa
dalam negeri Indonesia punya sesuatu yang di negara para penjajah tidak ada.
Jadi kalau sampai saat ini kita berpikir apatis dan pasrah terhadap negeri kita
sendiri sunguhlah aneh. Hal inilah yang perlu di pikirkan bukan bagaimana
sebagus kita berargumen untuk mengkritik negeri ini namun bagaimana kita
menghidupkan dan mengembangkan potensi yang sungguh luar biasa ini.
Apabila
orang NU sedikit sedikit di ajak bicara masalah kebangsaan sangatlah keliru.
Sejak awal orang NU sudah tahu tentang bagaimana Indoesia ini, jangan di
pisahkan Indonesia dengan Islam. Kita sering mendengar berbagai ukhuwah ada
wathaniyah , basariyah, dll. Kata gus mus bahwa kita ini dalam ukhuwah
nahdliyah saja masih bingung dan sulit
untuk melakukannya apalagi ke ukhuwah-ukhuwah yang lain. Zaman sekarang ini
ornag orangb dari anak anak yang kecil sampai tua, setiap hari berselfi ria.
Mereka
tidak sadar kalua foto-foto narsis yang mereka upload dapat mendatangkan uang
atau keuntungan yang besar untuk negara lain. Di ibaratkan kita sedang
menghidupi masyarakat dunia sedangkan masyarakat kita sendiri masih kelaparan,
penyakit dimana mana, pengemis, busung lapar dan kematian yang disebabkan oleh
kelaparan sangat banyak sekali terjadi. Mutilasi dan pembunuhan karena factor
ekonomi sudah tidak menjadi hal yang aneh di telinga kita. Jadi apa yang dapat
kita perbuat, akankah kita hanya menunggu, menungu yang tidak pasti. Janganlah
kau lepaskan Jas Merahmu para ahli sejarah.
Comments
Post a Comment