Malam ini dengan suara hujan yang
menghantam genting aku membalas gemericiknya. Aku bersua dengan para makhluk
tuhan yang tidak aku sadari telah memperhatikanku. Lampu redup menerangi pikiran
gelap dengan hati yang sedikit agak gundah. Entah kesalahan apa yang aku
perbuat.Petir menyambar malu namun gemuruh tetap seperti biasanya. Aku terduduk
termangu dibelakang teras rumah dengan kepulan asap bercampur kulit duku. Tidak
ada siapapun disampingku. Hanya bayang bayang ketakutan dan kecemasan yang
terus menempel. Tidak tahu apa yang terjadi dan akan terjadi, hanya rasa takut
saja ketika sampai pada waktunya.
Malam ini aku merasa bahwa batu
besar telah meruntuhkan pikiranku. Rasa sendiri dalam menjalani hidup ditambah rasa
bahwa hanya aku yang paling banyak cobaan telah hancur tak tersisa. Aku belum
seberapa. Ternyata kebutaan telah melanda hidupku saat ini. Aku tidak melihat Lorong
Lorong gelap dalam kumpulan sinar lampu. Aku terpental ke lantai hingga lampu
itu tiba tiba mati.
Dalam hidup banyak hal yang aku belum
cari dan aku ketahui. Aku masih aku dengan keakuanku. Aku polos dengan
kebodohanku. Aku manusia yang hanya tahu tentang daging dan darah yang terus
mengisi. Aku berjuang ternyata hanya perasaaan ku saja kalau aku berjuang. Aku
bermimpi ternyata hanya tidurku saja yang aku besarkan. Masihkah pantas aku
berucap kalau aku sang pemimpi? Atau aku adalah manusia?
Begitu banyak pertanyaan yang menghantui
tentang diriku saat ini. Bukan karena kurang pintar untuk menjawab tapi kurang
ajar karena aku tidak mencari jawabannya. Aku terlalu manja hingga yang membuat
pertanyaan melupakan aku begitu saja. Aku bak kapal yang sedang terombang
ambing. Sedikit air menghantam aku rapuh dan tidak cepat berdiri lagi. Sampai kapan
aku sampai dengan perasaan yang seperti ini. Bumbu bumbu dapur telah banyak
menyenangkan orang tapi kenapa aku hanya menjadi kuman yang menghinggapi. Aku telah
membusukkan diriku sendiri sampai aku menjadi besar dangan kebusukanku.
Memang hidup tidak mudah, kalau hanya sekedar bernafas. Aku tidak memahami
kalau nafas ternyata dibuat dengan sangat kompleks dan begitu sempurnanya oleh
sang pencipta alam ini.
Wonosobo, 23 03 2019
Comments
Post a Comment