Skip to main content

Menulislah!



Tulisan ini adalah wujud aprisiasi aku pada teman teman semua yang telah menuliskan sebagian pemikiran dan perasaan hidup teman teman. Aku kagum pada kalian baik dari kemauan dan keberanian untuk berkata jujur atas apa yang dituliskan teman teman. Sedikit demi sedikit aku mulai tahu bagaimana sifat dan sikap alami dari diri kalian. Aku merasa dan sangat yakin bahwa kalian adalah para pejuang. Perjuangan untuk melanjutkan dan bertahan di sekolah ini adalah poin plus yang harus sangat aku hargai. Melihat background teman teman yang berasal dari keluarga tidak mampu, ditambah lagi dari kalian ada sebagian anak anak yang telah merasakan dunia kerja, aku merasa bahwa kalian benih manusia yang bisa memanusiakan orang lain.

Kisah kalian sangat sangatlah menarik apalagi dengan berbagai variasi cerita baik itu curhatan tentang orang tua, cinta, pengalaman, politik, dan teman. Kalian telah sangat jujur untuk menuliskannya. Jujur untuk benar benar cerita dan jujur untuk memendam perasaan kalian (Terlihat dari banyak dan pendeknya tulisan kalian). Tapi semua itu tidak jadi masalah.

Aku senang kalian mau belajar untuk menulis. Menulis sama sekali  bukan kegiatan tanpa akibat. Banyak hal yang akan terjadi ketika teman teman menulis. Kebahagiaan, kesedihan, kesusahan, kesengsaraan dan kekhawatiran semuanya adalah teman teman kalian. Kalian harus bisa menempatkan itu semua ke tempat yang pas. Aku rasa kertas dan pulpen menjadi tempat yang pas untuk menempatkan teman hidup kalian itu (Tapi semua orang punya tempat masing masing). Banyak orang yang bisa berbicara dan membicarakan orang lain, banyak orang yang bisa hanya berbicara tapi malah berdampak negative, banyak orang yang hanya bicara tapi dirundung keresahan, dan banyak orang yang banyak bicara tapi susah untuk membicarakan dirinya sendiri.

Semua adalah teman, namun bagi teman teman yang belum menemukan teman dengan pas (Kurang mengerti dan memahami) segeralah berteman dengan kertas dan pulpen. Mereka tidak akan pernah berhenti untuk menerima keluhan dari teman teman. Mereka tidak akan pernah protes terhadap apa yang terjadi. Mereka juga tidak akan pernah meninggalkan teman teman ketika dirundung kebahagiaan atau kesedihan. Kertas dan pulpen akan memecahkan masalah teman teman dengan pemikiran dan perasaan teman teman sendiri. Karena pada dasarnya teman teman yang membuat masalah dan teman teman sendiri yang tahu bagaiamana cara menyelesaikannya. Menurut aku kalau teman teman bisa melakukan itu teman teman sedikit lebih maju dari usia rata rata teman teman saat ini. Definisi dewasa memang bermacam macam tapi sebagian definisi dewasa menurut aku adalah “Orang yang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri”.

Teman teman

Apa daya seorang Andrea Hirata, Tere Liye, Pidi Baiq, Pramoedya Ananta Toer, Mochtar Lubis, Ahmad Tohari, Raditya Dika dan penulis terkenal yang lain. Mereka bukan siapa siapa, mereka manusia seperti kita tapi kenapa kalian kenal dengan mereka? Apa daya mereka kalau tidak dengan karyanya? Apa daya mereka ketika mereka tidak menulis?

Kita harus menantang diri kita sendiri, ayo bareng bareng kenali orang orang apa yang dipikirkan dan dituliskannya, jangan hanya kenal dengan teman sebangkumu. Percaya dan percaya suatu saat nanti teman teman mu sedikit demi sedikit akan meninggalkanmu secara tidak sadar.

Ada yang tahu William Shakespeare, Charles Dickens, George Orwell, JK Rowling dan Virgia Woolf? Ada yang tahu Jalal ad din Muhammad Rumi, Khaled Hosseini, Al Gazhali?

Comments

Popular posts from this blog

Prural

             Dalam ramainya suara manasia yang bertukar kata. Tidak pernah terpikir dalam benak mereka akan datang suatu hari istimewa dalam diri mereka. Lampu dengan sinarnya menembus retina mata yang menjadikan mata ini berhias frame mata. Tidak dapat lepas hilir mudik para pemimpi kebijakan untuk menulis dan menceritakan ide masa depan. Para kaum intelektual berkumpul beradu ketepatan untuk dehumanisasi kasat mata.              Inilah kehidupan diatas kematian orang lain, Inilah kebahagiaan di atas kesedihan orang lain, Inilah kecerdasan diatas kebodohan orang lain. Memang hidup sekarang ini kejam, siapa diam itukah yang di injak. Diam bukan lagi emas, diam bukan mutiara yang yang diagungkan. Namun banyak berucap dan cerewetlah dialah yang bertahan dalam seleksi demokasi yang tabu dan dibuat buat.             Proses menuju ke hakikian hidup semakin terkunci dengan pintu kantor yang terbuka padi dan sore. Hiasan surgawi di hiasi dengan warna warna hijau dan sekutunya. Sajadah m

Menghadang rindu

Ada sekelebat rindu yang menumpuk Dari pelapuk mata yang berlari Menahan rasa  Darimu pencipta asa Walaupun sekejap  Tak mampu ku tahan kadang Hingga meradang Bagaimana aku menghadang Rasa memang tak mudah Sampai saat ini aku percaya sungguh Pada lagu ciptaan meggy z Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati Tapi semua begitu penuh misteri tak ada yang mengerti Jalan cerita seseorang Maka kuatkan aku dalam menerima segalanya

Untuk Mu yang Pernah Mencintaiku.

Detik jarum memukul mundur masa lalu yang pernah terjadi. Memukul semakin keras hingga aku perlahan lupa dari segala peristiwa yang telah ada. Daun yang dulu pernah menjadi saksi, hingga bunga yang ku petik kala itu, nampaknya sudah kering keronta atau bahkan mati. Suara angin, manisnya senja hingga bulan di waktu malam rasanya sudah terhapus dari catatan-catatan puisi yang telah aku buat. Cepat begitu rasanya peristiwa itu terjadi. Aku dan kamu yang selalu berucap “ Selamat Pagi”, kini sudah tak ada dering dari nada ponsel. Banyak macam barang, catatan-catatan entah di meja, di kursi atau di tembok sudah tak tampak sedikitpun. Memang begitu keras waktu menjawab segalanya. Ruang yang pernah kita buat pun hampa tak berbau. Hanya lalat-lalat kecil yang beterbangan mencari bangkai bangkai binatang. Apalagi orang tua mu dan orang tua ku. Semua berharap sama. Aku dan Kamu akan duduk berdampingan hingga aku mengucapkan Qobiltu. Orang tua mu dan orang tua ku berharap sama. Aku dan Kamu be