Hati ini tidak bisa berbohong lagi ketika dihadapkan dengan
mata mu. Kamu yang selalu berbicara sedang tidak butuh dicintai. Cinta itu akan
menempel pada siapapun yang dirasa membahagiakan. Aku telah berkata jujur bahwa
aku cinta padamu. Aku tidak akan memaksa cinta ini akan kau terima atau kau
tolak. Lagi pula aku mencintaimu bukan untuk diterima atau ditolak.
Hatiku berbicara bahwa kamu merasakan apa yang aku rasakan.
Kamu terlalu berkhayal untuk memiliki laki laki superhero yang akan menjaga
kamu dengan kekayaan dan kemapanan. Memang idealnya begitu dan itu harapan
semua wanita. Tapi, aku bukan laki laki itu.
Aku adalah penguasa. Aku adalah aku. Aku adalah diriku sendiri.
Bukan kamu yang meminta untuk menjadi dirimu. Hanya aku dan tuhan ku yang tahu
apa yang pas buat aku. Aku tersadar bahwa kata “ budak cinta” telah merenggut
kebebasan ku selama ini. Aku laksana laki laki tanpa tulang, beterbangan tertiup
ke utara dan selatan. Memang bukan perkara yang mudah untuk lepas dari belenggu tersebut. Tapi, kau telah menyadarkanku.
Kau wanita yang hebat. Kau memang wanita idaman. Kau wanita yang cantik. Kau wanita yang baik. Sampai aku terbius hingga tak sadarkan diri. Kau adalah obat pembuta mata yang sangat manjur. Aku di sini, malam berbicara padaku bahwa aku harus cepat tidur. Malam mengerti bahwa aku sedang tidak baik baik saja. Malam juga mengerti kalau memikirkan mu hanya akan membuat aku tak terbangun ketika subuh.
Oh malam begitu mengertinya kau dengan perasaanku. "Rindu itu memang berat", kata dilan. Tapi ada yang lebih berat yaitu tersadar bahwa kau bukan sepenuhnya untuk diriku. Aku hanya menjadi lambaian tanganmu ketika ketemu di jalan. Aku hanya menjadi ramaimu ketika kau kesepian. Aku hanya menjadi bawahan mu untuk kehidupanmu.
Wanita Sayang, Terima kasih.
Wonosobo, 13/04/2019
Comments
Post a Comment