Skip to main content

Gigi 3


Aku adalah besi
Berat dan berkarat
Aku susah meleleh
Dan aku bisa terbang ketika panas
Namun
Aku sering terbakar dan meleleh
Oleh Api kebaikan

Gambaran puisi di ataslah yang menemani aku tumbuh berkembang sampai saat ini. Hidup dalam tekanan ekonomi dari kecil membuat aku menjadi tinggi. Apalagi ketika kecil aku adalah bapak ku saat ini. Pergi ke sawah untuk menanam cabai dan pergi ke gunung untuk membawa ketela untuk dibawa ke pabrik. Tidak lupa juga ketika aku, kakak, ibu dan bapak sering ke gunung untuk deres getah pinus. Nikmat benar hidup masa lalu aku, tidak pernah tahu dunia luar. Tidak ada keinginan yang berlebih tentang hidup. Memang monoton, tapi itulah hidup anak desa. Aku percaya orang tua ku bukanlah orang biasa. Mana ada orang pada zaman saat ini yang mau hidup biasa biasa aja. Teknologi informasi tentunya akan menggiring orang orang untuk berkelana mengelilingi dedauan berair, air bersuara, langit oren seperti para vlogger yang memamerkan daily life mereka. Namun orang tua ku tetap orang tuaku. Menerima dan bersyukur telah diberikan hidup seperti yang saat ini.

Aku sadar bahwa aku tidaklah sehebat orang tuaku. Aku baru sadar bahwa aku terlalu sombong dalam hidup. Aku banyak melupakan apa yang telah diajarkan orang tua. Menjadi pemurah, sabar, tawadhu`, Qonaah, Syukur, ikhlas, tidak mudah marah dan sifat sifat buruk yang telah dikatakan orang tua ketika aku menemani mereka mencari rezeki.

Tuhan
Bisikkanlah sesuatu melalui rerumputan
Aku melamun
Apa yang harus aku lakukan
Secapat dan secepatnya
Sebelum
Engkau cepat menyentuh aku
Lewat malaikat Mu

Kembali menjadi anak bapak yang seperti dulu adalah usahaku saat ini. Aku mencari ilmu pergi jauh hingga sering menyusahkan adalah untuk kembali pada kamu "bapak dan ibu". Aku mencari tawa dan senyuman untuk hidup aku nanti. Hanya bapak dan ibu yang setia menemani untuk menjadi tempat tidur lelahku. Hanya bapak dan ibu yang selalu aku mintakan doa walaupun bapak dan ibu sudah jelas mendoakan ku.
Sebenarnya blog ini aku tulis adalah bukan yang ingin aku tulis saat ini. Tapi entah kenapa pikiranku mengajak untuk menulis ini. Aku harap aku bahagia ketika aku dan anak ku tumbuh besar ketika blogger masih ada.  


Depok, 19 Juli 2019

Comments

Popular posts from this blog

NDUK

 Nduk Dalam tidur aku bertanya Kau sedang apa Apakah sama seperti yang aku rasa Nduk Dalam makan aku terbayang Hari ini kau makan apa Sudahkah kenyang dan terlelap Nduk Tak seperti biasa Kadang hati ini begitu merana Entah dalam hitungan menit bahkan detik Nduk Semoga apa yang aku rasa Tak hanya sebatas asa Semoga kau baik baik saja Nduk ada satu permintaan Dari hati yang dititipkan Seandainya ada yang menawarkan Pikirkan dan ketakanlah sesuai suara hati Nduk Doakan aku Semoga siap menjawab semuanya Menanggung segala apa yang sudah aku mulai

Tulisan ini untuk...

Hati ini tidak bisa berbohong lagi ketika dihadapkan dengan mata mu. Kamu yang selalu berbicara sedang tidak butuh dicintai. Cinta itu akan menempel pada siapapun yang dirasa membahagiakan. Aku telah berkata jujur bahwa aku cinta padamu. Aku tidak akan memaksa cinta ini akan kau terima atau kau tolak. Lagi pula aku mencintaimu bukan untuk diterima atau ditolak. Hatiku berbicara bahwa kamu merasakan apa yang aku rasakan. Kamu terlalu berkhayal untuk memiliki laki laki superhero yang akan menjaga kamu dengan kekayaan dan kemapanan. Memang idealnya begitu dan itu harapan semua wanita. Tapi, aku bukan laki laki itu. Aku adalah penguasa. Aku adalah aku. Aku adalah diriku sendiri. Bukan kamu yang meminta untuk menjadi dirimu. Hanya aku dan tuhan ku yang tahu apa yang pas buat aku. Aku tersadar bahwa kata “ budak cinta” telah merenggut kebebasan ku selama ini. Aku laksana laki laki tanpa tulang, beterbangan tertiup ke utara dan selatan. Memang bukan perkara yang mudah untuk lepas d

Menghadang rindu

Ada sekelebat rindu yang menumpuk Dari pelapuk mata yang berlari Menahan rasa  Darimu pencipta asa Walaupun sekejap  Tak mampu ku tahan kadang Hingga meradang Bagaimana aku menghadang Rasa memang tak mudah Sampai saat ini aku percaya sungguh Pada lagu ciptaan meggy z Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati Tapi semua begitu penuh misteri tak ada yang mengerti Jalan cerita seseorang Maka kuatkan aku dalam menerima segalanya