Aku adalah besi
Berat dan berkarat
Aku susah meleleh
Dan aku bisa terbang
ketika panas
Namun
Aku sering terbakar
dan meleleh
Oleh Api kebaikan
Oleh Api kebaikan
Gambaran puisi di ataslah yang
menemani aku tumbuh berkembang sampai saat ini. Hidup dalam tekanan ekonomi
dari kecil membuat aku menjadi tinggi. Apalagi ketika kecil aku adalah bapak ku
saat ini. Pergi ke sawah untuk menanam cabai dan pergi ke gunung untuk membawa ketela
untuk dibawa ke pabrik. Tidak lupa juga ketika aku, kakak, ibu dan bapak sering
ke gunung untuk deres getah pinus. Nikmat benar hidup masa lalu aku,
tidak pernah tahu dunia luar. Tidak ada keinginan yang berlebih tentang hidup.
Memang monoton, tapi itulah hidup anak desa. Aku percaya orang tua ku bukanlah
orang biasa. Mana ada orang pada zaman saat ini yang mau hidup biasa biasa aja.
Teknologi informasi tentunya akan menggiring orang orang untuk berkelana mengelilingi
dedauan berair, air bersuara, langit oren seperti para vlogger yang memamerkan daily
life mereka. Namun orang tua ku tetap orang tuaku. Menerima dan bersyukur telah
diberikan hidup seperti yang saat ini.
Aku sadar bahwa aku tidaklah sehebat
orang tuaku. Aku baru sadar bahwa aku terlalu sombong dalam hidup. Aku banyak
melupakan apa yang telah diajarkan orang tua. Menjadi pemurah, sabar, tawadhu`,
Qonaah, Syukur, ikhlas, tidak mudah marah dan sifat sifat buruk yang telah
dikatakan orang tua ketika aku menemani mereka mencari rezeki.
Tuhan
Bisikkanlah sesuatu melalui
rerumputan
Aku melamun
Apa yang harus aku
lakukan
Secapat dan secepatnya
Sebelum
Engkau cepat
menyentuh aku
Lewat malaikat Mu
Kembali menjadi anak bapak yang seperti dulu adalah usahaku saat ini. Aku mencari ilmu pergi jauh hingga sering menyusahkan adalah untuk kembali pada kamu "bapak dan ibu". Aku mencari tawa dan senyuman untuk hidup aku nanti. Hanya bapak dan ibu yang setia menemani untuk menjadi tempat tidur lelahku. Hanya bapak dan ibu yang selalu aku mintakan doa walaupun bapak dan ibu sudah jelas mendoakan ku.
Sebenarnya blog ini aku tulis adalah bukan yang ingin aku tulis saat ini. Tapi entah kenapa pikiranku mengajak untuk menulis ini. Aku harap aku bahagia ketika aku dan anak ku tumbuh besar ketika blogger masih ada.
Depok, 19 Juli 2019
Comments
Post a Comment