Ratusan kalimat sudah aku dengarkan.
Dari orang orang yang mencintai aku. Mereka berkata tentang keyakinan dan
kesungguhan. Untuk lebih percaya bahwa dalam kondisi apapun jangan pernah
menyerah. Mereka mengatakan dari banyak tempat dan waktu. Dari mulai siang
bolong hingga malam sunyi tak berupa. Aku yakin mereka adalah yang menguatkan
hingga aku masih bisa menulis di pagi ini.
Daun daun mulai tumbuh seiring datangnya
hujan. Tanah mulai melunak menawarkan kesucian. Ada dan banyak dari makhluk
saat ini sedang bahagia bahwa hujan telah memberi khabar. Ada sebuah
pengharapan untuk hidup di masa depan. Bayang bayang kehancuran tentang dunia
ini sedikit terlupakan. Oleh tawa dan canda para makhluk penghimpun dosa.
Tapi tidak dengan aku.
Aku terpeleset oleh guyuran air.
Buaian suara dan dinginnya hujan telah melupakan banyak hal yang harus dicapai.
Aku memanjakan mata hingga tak sanggup untuk melihat. Hanya kegelapan sepanjang
nafas yang aku alami. Tak mudah memang untuk kembali bangkit.
Tapi,
Aku bukanlah robot yang sekali
tertimpa batuan langsung mati tidak bisa berdiri. Aku sanggup untuk hidup. Tak kala tidak bisa berjalan aku masih bisa merangkak, ngesot hingga menggunakan apapun untuk berjalan. Aku punya hati untuk merasakan nikmat dan aku punya keyakinan untuk tetap semangat. Dan
aku sanggup untuk menjalani ini semua. Tuhan, hujan mu telah menghijaukan,
sinarmu telah menghidupkan dan malam mu telah menyadarkan. Bahwa nafas ini adalah sebuah perjudian.
Wonosobo, 11/11/2019
Comments
Post a Comment