Skip to main content

Cerita Ratih

Suasana yang tenang namun melalaikan bagi siapa yang terlena, siang yang membuatku sangat bosan. Rekan yang menemaniku-layaknya hiasan yang terpajang di etalase, tak berdampak apapun pada suasana hatiku yang memang sudah kacau sejak kaki menjajak keluar.

Ku katakan sial pada weekend ini, perpustakan sangat sepi. lunglai melangkah kelantai tiga, di sanalah sosok orange kusut sedang duduk membolak balik netbooknya yang lowbet.
"alfin!, kusut amat"
ia hanya mengucapkan beberapa kata, yang jelas ucapannya berisi alasan yang begadang semalaman suntuk. Duduk dan bertukar cerita tak pelak menambah kebosanan. kulirik sosok di dalam AWC, ternyata juga tak beda jauh, malah lebih parah terkapar.

Tenggelam oleh waktu dan kebosanan, sosok yang diharapkan tiba. Hanya bertiga, berempat dengan sosok yang baru datang tersebut, kita saling berbagi cerita, menanamkan satu pemahaman dan berlalu begitu saja. Kembali hanya bertiga, keheningan kembali menyapa. Andai saja ada jangkrik berderik, sudah cukup untuk menghentikan kesunyian ini.

Waktu kembali berjalan amat lambat, namun terhenti oleh kedatangan dua orang yang memecah keheningan. Gubrak....
Tawa pun pecah.
sebagai orang ketiga, kuhanya mendengarkan celotehan mereka, obrolan seputar bisnis, relasi, publik, semua tercurahkan dalam lingkaran ini.
Aku merasa berbeda dengan dunia mereka. Dunia yang mereka rangkai. Batas batas pikiran yang ada dalam pikiranku serasa sudah di hantam oleh pikiran mereka.
Aku hanya terdiam dan bergumam" Semoga kalian semua sukses".
tok tik tok..(suara jam berdetik)
Detik jam pun serasa tahu isi yang sekian lama jarang mau berucap, Hanya diam diam diam dalam kegelapan tanpa cahaya. Namun, semua itu aku rasa hanya  bayangan.
Tanpa ada sesuatu yang berbeda, aku agak sedikit terbengkalai. Temen ku yang suka anime berlagak asik sendiri dengan alam pikirannya. Membayangkan kejadian dalam sebuah vidio yang aku anggap" apaan sih, ini gak jelas banget".
Percakapan pun mulai menyentuh bibir ini.
A: nonton film aja yuk
R:adanya cuma anime gua
A:ah , kagak ngerti gua. Yang lain emang gak ada?
R;gak ada.

Dengan berlagak sok pengen tahu dan penasaran aku belain buat nonton anime itu seperti apa.
Tulisan di atas adalah tulisan temanku yang aku anggap sebagai kenang kenangan hidup yang mungkin akan menjadi sejarah suatu saat nanti.
Terima kasih telah mau untuk menjadi teman cerita secara terpaksa. Jikalau kau membaca ini suatu saat nanti, ingatlah aku pernah berada di sampingmu menemani weekend mu yang membosankan.

Wonosobo, 16/01/2020

Comments

Popular posts from this blog

Prural

             Dalam ramainya suara manasia yang bertukar kata. Tidak pernah terpikir dalam benak mereka akan datang suatu hari istimewa dalam diri mereka. Lampu dengan sinarnya menembus retina mata yang menjadikan mata ini berhias frame mata. Tidak dapat lepas hilir mudik para pemimpi kebijakan untuk menulis dan menceritakan ide masa depan. Para kaum intelektual berkumpul beradu ketepatan untuk dehumanisasi kasat mata.              Inilah kehidupan diatas kematian orang lain, Inilah kebahagiaan di atas kesedihan orang lain, Inilah kecerdasan diatas kebodohan orang lain. Memang hidup sekarang ini kejam, siapa diam itukah yang di injak. Diam bukan lagi emas, diam bukan mutiara yang yang diagungkan. Namun banyak berucap dan cerewetlah dialah yang bertahan dalam seleksi demokasi yang tabu dan dibuat buat.             Proses menuju ke hakikian hidup semakin terkunci dengan pintu kantor yang terbuka padi dan sore. Hiasan surgawi di hiasi dengan warna warna hijau dan sekutunya. Sajadah m

Menghadang rindu

Ada sekelebat rindu yang menumpuk Dari pelapuk mata yang berlari Menahan rasa  Darimu pencipta asa Walaupun sekejap  Tak mampu ku tahan kadang Hingga meradang Bagaimana aku menghadang Rasa memang tak mudah Sampai saat ini aku percaya sungguh Pada lagu ciptaan meggy z Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati Tapi semua begitu penuh misteri tak ada yang mengerti Jalan cerita seseorang Maka kuatkan aku dalam menerima segalanya

Untuk Mu yang Pernah Mencintaiku.

Detik jarum memukul mundur masa lalu yang pernah terjadi. Memukul semakin keras hingga aku perlahan lupa dari segala peristiwa yang telah ada. Daun yang dulu pernah menjadi saksi, hingga bunga yang ku petik kala itu, nampaknya sudah kering keronta atau bahkan mati. Suara angin, manisnya senja hingga bulan di waktu malam rasanya sudah terhapus dari catatan-catatan puisi yang telah aku buat. Cepat begitu rasanya peristiwa itu terjadi. Aku dan kamu yang selalu berucap “ Selamat Pagi”, kini sudah tak ada dering dari nada ponsel. Banyak macam barang, catatan-catatan entah di meja, di kursi atau di tembok sudah tak tampak sedikitpun. Memang begitu keras waktu menjawab segalanya. Ruang yang pernah kita buat pun hampa tak berbau. Hanya lalat-lalat kecil yang beterbangan mencari bangkai bangkai binatang. Apalagi orang tua mu dan orang tua ku. Semua berharap sama. Aku dan Kamu akan duduk berdampingan hingga aku mengucapkan Qobiltu. Orang tua mu dan orang tua ku berharap sama. Aku dan Kamu be