Memang waktu tidak bisa disalahkan. Apalagi orang lain. Mereka punya kuasa masing masing yang tidak dapat aku ganggu. Mereka berada di kuasa mereka sendiri dengan segala kekuatannya. Penting memang untuk mengerti satu sama lain dengan berkhusnudzon ketika semua gagal paham. Hanya diri aku sendiri yang mampu merasa, memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Harapan selalu ada, mungkin hanya waktu saja yang menjadi ketakutan. Menjadi manusia kuat memang tidak sembarangan layaknya membuang sampah. Mengayunkan tangan seolah olah itu tidak ada bahayanya. Begitu juga manusia, ada kesombongan, kedzaliman, kedustaan yang sudah ada sejak mereka dalam genggaman perut ibu.
Dalam sebuah kesempurnaan pastilah ada ketidaksempurnaan. Apalagi dalam sebuah perjuangan pastilah ada sebuah pengorbanan. Pengorbanan yang menemani entah diri sendiri atau orang lain. Semua ada di dalam rasa jiwa dan prasangka pikir. Hanya kita yang mampu membuat lega dan menerima. Tidak ada yang lain.
Kuncinya mungkin yakin dan percaya. Tuhan mengatur sedemikian rupa supaya hambanya mampu mengerti bagaimana caranya menjadi manusia. Manusia yang benar benar menjiwai sebagai manusia. Hingga lupa bahwa dirinya pernah tinggal di dunia yang banyak orang merasa bahwa akan di sini selama lamanya.
mungkin yakin dan percaya. bukan mungkin lagi, tapi memang itu kuncinya.
ReplyDelete