Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2019

Cerita Pulang

Hari minggu, akhir bulan februari ini aku sedikit digelikan dengan berbagai peristiwa yang cukup menguras pikiran dan uang. Pertama, masalah kecil yang dilakukan oleh bocah besar kemudian dibesar besarkan. Hingga menghasut sedikit banyak orang. Kejadian tersebut cukuplah untuk mengeluarkan kata kata kasar dihadapannya. Dengan arogannya bocah tersebut meneriakkan keadilan yang tidak adil dengan softpowernya. Tapi pada akhirnya semua selesai dengan kepala dingin tanpa harus mengeluarkan air mata. Dari peristiwa ini aku mendapat pelajaran berharga bahwa keadilan itu tidak mungkin ada tanpa ada rasa saling menghormati. Kemudian bahwa kebaikan dan keburukan yang telah dilakukan lalu diucapkan dan diketahui oleh banyak orang sangat sangatlah menyakitkan. Paling utama dan terpenting saat ini adalah mengingat bahwa niat baik seseorang untuk membantu hingga merasa kesusahan dapat diselesaikan dengan berhenti berbuat baik dan pergi dari rumah. Karena apa? Rumah adalah tempat berteduh dari seg

Abnormal family VS Normal Family

Sumber: google Keluarga adalah tempat pertama dan utama untuk berteduh. Keluarga memberikan keamanan dan kenyamanan dalam menghadapi hidup. Di dalam keluarga tempat berbagi cinta dan kasih sayang yang benar benar tulus. Ayah dengan kerja kerasnya sebagai kepala rumah tangga terus bekerja agar anggota keluarganya bertahan hidup. Ibu dengan segala kemampuan analisis dan emosionalnya memberikan kasih sayang dan doa yang tidak pernah berhenti berucap. Maka sebagai anak sudah   selayaknya harus berbakti kepada orang tua. Tidak ada alasan satu sama sekali untuk tidak menyayangi orang tua dalam kondisi apapun. Itulah umumnya keluarga. Namun bagaimana dengan keluarga tanpa ayah dan ibu, tapi tetap bersatu satu sama lain saling mencintai dan menyayangi? Apakah mungkin? Jawabannya sangat mungkin walaupun tidak banyak. Di awal 2019 aku menemukan keluarga yang aku sebut sebagai abnormal family . Abnormal family adalah keluarga yang terbentuk oleh keinginan untuk hidup bersama walaup

gundah

Gundah mendengar adzanmu Pikir tumpul terhenti Tak menghayati dengungan Panggilan suci tuhan Hambar rasa hidup Gerak tasbih meredup Walau ucapan terus menggelutup Semua hanya mengetuk lalu tertutup Susah kalau sudah lupa Hanya menatap langit lalu membisu Tak ada pikir apalagi emosi Ya allah, mau jadi apa aku ini Depok, 10-02-2019

Suwung

Ada sedikit cahaya Dari “Ikhlaskan Allah” Menahan aku untuk bernajis diri Sampai aku terdiam cukup lama Saat ini pun aku bingung mau kemana Cari siapa dan mau ngomong apa Aku seorang pendosa besar Aku juga seorang paling pengecut Aku tidak mampu berucap kesalahan Pada diri sendiri hingga gusti Allah Allah Apakah engkau harus mengajak aku bicara duluan? Depok, 06-02-2019

Cinta, maafkanlah aku

Aku nafsu yang berkuasa Pada mata yang aku pandangi Setiap kali aku lihat Kaulah yang kucintai Ada kelainan dalam mataku mungkin Aku melihat apa yang aku anggap baik Baik untuk nafsu menempatkan dirinya Pada pusaran hati aku dan mereka Mereka menuntut untuk dimiliki Aman dan selamat menjadi kunci Kalau aku ingin menggantikan celana yang dipakainya Depok, 06-02-2019

Cahaya, Terangkanlah!

Aku pendusta Pada hati yang penuh cinta Aku terlena Pada gemerlap akal orang modern Aku terjajah Oleh orang Jepang dan Eropa Aku orang Yang benar benar melukai diri sendiri Terus mencaci hati dengan penyesalan Tapi otak selalu mengelabui Dimanakah aku nanti? Masihkan ada cahaya untuk aku temui? Berilah aku waktu Untuk menahan hingga aku sembuh kembali Depok, 06-02-2019

Politik itu menyatukan keluarga?

sumber: google Berbicara masalah politik tidak akan habisnya, akan selalu muncul kemungkinan kemungkinan dari hasil analisa siapa yang diajak bicara. Apalagi 2019 ini merupakan tahun politik. Tentunya tidak akan hilang pembicaraan terkait pak Jokowi dan pak Prabowo. Kebaikan dan keburukan ke duanya akan selalu dibicarakan dalam setiap sudut rumah atau warung kopi. Hal tersebut tidak lepas dari keduanya yang aku rasa telah jahat menggunakan agama untuk mempertahankan atau merebut kekuasaan. Banyak yang kecewa memang dari kedua tokoh ini hingga memunculkan pesimistis terhadap apa yang akan terjadi kedepannya. Pesimistis ini muncul karena wacana wacana yang dimunculkan ini saling menumbuhkan keraguan. Mulai dari kemunduran dan kemajuan Islam. Kenapa Islam? Pasti sudah tahu sendiri jawabannya. Islam sebagai sebuah agama mayoritas dan menjadi agama terakhir sebagai penyempurna agama agama sebelumnya telah membawa umatnya untuk berjuang memajukan Islam yang selama ini telah di