Malam ini dengan suara hujan yang menghantam genting aku membalas gemericiknya. Aku bersua dengan para makhluk tuhan yang tidak aku sadari telah memperhatikanku. Lampu redup menerangi pikiran gelap dengan hati yang sedikit agak gundah. Entah kesalahan apa yang aku perbuat.Petir menyambar malu namun gemuruh tetap seperti biasanya. Aku terduduk termangu dibelakang teras rumah dengan kepulan asap bercampur kulit duku. Tidak ada siapapun disampingku. Hanya bayang bayang ketakutan dan kecemasan yang terus menempel. Tidak tahu apa yang terjadi dan akan terjadi, hanya rasa takut saja ketika sampai pada waktunya. Malam ini aku merasa bahwa batu besar telah meruntuhkan pikiranku. Rasa sendiri dalam menjalani hidup ditambah rasa bahwa hanya aku yang paling banyak cobaan telah hancur tak tersisa. Aku belum seberapa. Ternyata kebutaan telah melanda hidupku saat ini. Aku tidak melihat Lorong Lorong gelap dalam kumpulan sinar lampu. Aku terpental ke lantai hingga lampu itu tiba tiba mati.
Sebuah Perjalanan Tanpa Akhir