Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2020

Pagi Bersama Bapak #2

Teman teman ku Masa muda masa yang berapi api  Begitu juga darah muda, darahnya para remaja Kata bang haji rhoma  Tumbuhkanlah asa sekuat mungkin Seperti tokoh-tokoh besar sang penggubah Bumi yang duhulunya hijau Berubah warna layaknya upload an feed sosial teman teman Karl Mark dengan komunisnya  Sejenak mengagumkan bagi kaum pemberontak Walaupun ada saat Hanya tinggal buku dan nama Begitu juga Hitler dengan Fasisnya Ditambah lagi bangkitnya Chauvinisme Hingga jutaan nyawa Dipenggal sesaat sebelum waktunya Akhirnya semua usai  Datangnya liberalisme mengubah cara pandang Adam Smith, John Lock beserta para filsuf membumbui Terikatnya imagined community dari Benedict Anderson Apa yang seharusnya dan seharusnya siapa Mengemuka menampar monarki monarki yang ada Namun tetap saja, Oligarki tetap menguat mengobrak abrik bumi dan manusianya Teman teman kenalkah dengan mereka? Seharusnya sudah Tapi apalah daya, mengenal diri sendiri aja susah Apalagi mereka para pencerah Tapi tak apa Di sini, d

Pagi Bersama Bapak #1

Selamat Pagi Teman Teman Dalam dekapan pelapuk yang kian mengatup Beterbangan muka kalian membayangi Malam yang seharusnya aku lekas berbaring   Di pagi ini, aku sampaikan Secarik tetesan air mata malam rabu kemarin Banyak hal yang tidak aku duga Bahwa sebenarnya dunia terkadang memberatkan   Untuk yang sedang berbahagia pagi ini Berbahagialah secepatnya, melangkah dan langkahkan Jejak jejak kaki yang akan menguatkan Kalimat yang akan disampaikan ke orang tua nantinya. Untuk yang bersedih di hari ini Jangan kau tutupi, pelupuk matamu telah berbicara Tanah pun tidak lupa mengabarkan Ada berapa orang yang harusnya menangis pagi ini   Namun, jangan tampakkanlah Dosa, dosa, dosa Tersenyumlah, kita memang miskin namun jangan tampakkan Kita memang kaya dan jangan tampakkan   Teman, ada teman yang namanya bahagia dan sedih Aku tidak tahu apakah bahagia juga mengalami sedih Begitu juga sebaliknya Tapi aku tahu, semua bisa terjadi. Bahwa a

Untuk Teman ku yang dalam Perjalanan.

Tiga tahun bukanlah waktu yang lama untuk aku anggap sebagai teman. Tentunya masih banyak yang layak kau sebut sebagai teman yang benar benar kau inginkan. Tiga tahun lalu aku teringat pertama kali bertemu dengan kau ketika aku masuk ke dalam organisasi yang kau masuki. Pertama kali aku melihat, kau tampak bijaksana dengan parasmu yang menyeramkan tapi humoris. Walau terkadang sikap keras kepalamu membuat teman-teman disampingmu merasa tidak ada gunanya. Pikiran cerdasmu terkadang membuat geleng geleng kepala. Begitu juga dengan leluconmu yang terkadang membuat aku teriak “lucu”. Naufal Maulana adalah nama lengkapnya. Walaupun banyak orang memanggil dia dengan sebutan opang. Namanya cukup mencuap ketika ada permasalahan mengenai Opang (Ojek Pangkalan) di kampus. Belum cukup lama aku mengenal dirinya. Namun, dari banyak momen yang diciptakan aku sudah merasa bahwa dia adalah orang yang baik. Seorang mahasiswa dari Lombok ini saya rasa berusaha mengenal budaya jawa. Pisuhan “Jancuk”